Senin, 23 Juli 2007

Ndeso, I Come Back!

Tiga Belas Juli 2007. Akhirnya saya kembali ke desa! Dari desa kembali ke desa. Seluruh property, harta kekayaanku dan istriku berupa ; kompor gas, lemari es, TV sanyo 17 inch, radio tape mini compo, sofa tamu yang robek sana-sini akibat aus plus keisengan tangan si kecil, 2 kipas angin besar, 1 kipas angin kecil, 1 lemari pakaian, 1 meja belajar milik Amera, 1 meja kerja miliku, 1 lemari repro antic plus 1 pigura dengan cerminya milik istriku, 1 lemari rak buku, 1 kasur lihap yang kubeli di Depok pada awal pernikahan kami, 2 kasur busa ukuran kecil, 1 spring bed, 3 buah kursi plastik, 1 meja makan, 1 mesin cuci, perlengkapan masak, 131 buah buku terkait dengan komunikasi, jurnalisme, politik, budaya, novel, bahasa dan sedikit agama, terangkut sudah ke desa.

Saya sedang belajar kembali untuk menjadi wong ndeso, dengan segala kearifan ala desa. Kesederhanaan berpikir dan berlaku. Semoga aku bisa menjadi orang desa yang kaffah. Hehehe…

Selasa, 10 Juli 2007

Sepuluh Juli 2007

Sepuluh Juli 2007. Pukul 5 pagi WIB, Saat corong masjid tepat samping rumah masih berisik suara ceramah, Mas Rusdi sopir mobil rental langganan kantor yang akan mengantar saya ke Tegal sudah datang. Oleh istriku dia dipersilahkan menunggu di ruang tamu, lesehan beralas kasur Palembang yang kami beli sekitar 7 tahun lalu saat tinggal di Depok. Kursi tamu sudah kami angkut ke desa, tempat calon tinggal kami yang baru. Wow, jadi wong ndeso. Asyik!

Saya mandi. Tak lebih dari 3 menit. Ngapain lama-lama. Ganti baju, sholat subuh di kamar tidur, ceramah subuh masih terdengar. Sholat sambil dengerin ceramah asyik juga. Juga nggak lama, nyaris ekspres, Allah pasti maklum. Selesai. Berangkat. Mampir menjemput Pak Tony dan Pak Wahyu dulu. Sepanjang jalan Semarang hingga Kendal, baca Re Code-nya si Rheinald Kasali, lumayan inspiratif. Ngantuk, tutup buku. Tidur. Tahu-tahu sudah sampai di Batang mampir sarapan di warung deket alun-alun. Nasi panas, 3 potong paru goreng, sedikit kuah dan teh hangat. Mak nyuss... nyamleng tenan! Dibayari Pak Wahyu.

Naik mobil lagi. Baca buku lagi, baru 4 halaman, masuk Pekalongan, ngantuk. Tidur lagi. Bangun-bangun sudah masuk Slawi. Sampai di klinik yang merangkap Drop In Centre bagi teman-teman pendamping Wanita Penjaja Seks (WPS) di Kabupaten Tegal masih sepi. Cuma ada office boy. Sesuai dengan undangan, rencana pertemuan jam 10, jadi kami datang satu jam lebih dulu. Daripada nunggu nggak ada kerjaan, masuk ke ruang Data Manager, nyalain komputer untuk ambil data. Wah, sebenarnya nggak sopan, ngacak-ngacak property orang tanpa ijin. Hemm... komputer nggak bisa nyala. Ternyata rusak. Telpon sang data Manager Mbak Dekasih "Iya mas, rusak, sudah 3 kali diserviskan rusak lagi". Ooo... ya sudah. Masalahnya, nyaris semua data ada komputer bobrok itu.

Pukul 10 WIB. Meeting dimulai. Begitu sampai sesi ngomongin data untuk pencapaian target, sesuai dugaanku, macet. Nggak ada data yang bisa dipegang. Aku cuma punya sampai Februari. Padahal data yang dibutuhkan dari Oktober sampai Mei. Sementara data yang dikirim data manager selama ini tidak bisa di-input secara otomatis ke sistem, karena cara ngirimnya salah. Dipotong-potong. Padahal seharusnya semua dikirim, termasuk data kontak individual jangkauan. Ya udah deh, pake hitung-hitungan manual, mencongak. Akhirnya disepakati angka tertentu sebagai jumlah capaian terakhir. Deal. Wuih, terus soal kwalitas program penjangkaunya? Hemm... tanyakan pada rumput yang bergoyang!

Pukul 13.00 WIB diskusi selesai. MoU ditandatangani. Selesai sudah. Kemas-kemas pulang. Oh, dijamu makan siang di Warung Padang. Sepiring nasi panas, lalap daun singkong, sambal balado nan mantap, kikil, ketemu paru lagi dan es jeruk. Mak nyus.... Kenyang. Pulang. Pak Tony nggak ikut balik ke Semarang, dia langsung ke Purwokerto. Masuk mobil. Baca buku. Meluncur balik ke Semarang. Bosan. Tidur lagi ah... bangun-bangun sudah masuk Kendal, tidur-tidur ayam. Ngedrop Pak Wahyu ke rumahnya. Pindah duduk depan. Sampai rumah pukul 16.30 WIB. Mau masuk rumah pintu terkunci, telpon istri ke HP, sedang belanja dengan anak-anak. Hem... jalan kaki ke warung mie rebus. "Mas, pesan mie rebus telur dan es tehnya satu”.

Rabu, 04 Juli 2007

Ooaahh..

Ooaahh.... Bangun pagi, sepi, tak terdengar suara mesin pompa air dan deritan tabung mesin cuci yang terseok-seok membilas pakaian kotor. Istri dan anak semata wayangku pulang, berlibur, ke rumah eyangnya di Jogja. Aku kehilangan suara berisik dari arah dapur.

Mau baca koran, tidak bisa. Sudah 2 hari kami berhenti langganan koran karena mau pindah rumah. Daripada nanti bingung hitung-hitungan mbayarnya, lebih baik di-stop awal bulan saja. Nggak ada koran, nggak ada alasan menunda mandi. Usai mandi, melongok rice cooker, nasi masih banyak tapi males sarapan nasi. Untung di lemari es masih ada roti terang bulan sisa 2 hari lalu , lumayan untuk mengganjal perut. Alot tapi masih enak, mengunyah sambil lesehan nonton Avatar, asyik banget kartun ini!

Berangkat kantor, jam 8 kurang seperempat. Tepat jam 08.00 WIB, nyampe kantor. Bos udah duduk manis di ruangannya. Belon lagi sempat buka laptop, diajak rapat. "Ada berita buruk," begitu kata bos. Singkat cerita ternyata, menurut bos salah seorang penjabat eselon I dari kementrian (cencored!) bilang kalo program yang kita jalankan akan usai 2008 karena, masih menurut bos yang menyitir penjabat eselon I yang juga temennya itu, tidak ada koordinasi yang baik antara kantor pusat dengan departemen (sensor juga ah...). Aku manggut-manggut aja. Pasang wajah seolah-olah prihatin. Padahal.... (sensor lagi ah...).

Kembali ke meja, buka laptop, otak atik data, telpon ke beberapa lembaga partner. Dan browsing tanpa ada juntrungnya! Ngeri, kagak produktif sama sekali. Nggak ada yang menarik untuk ditulis, lewati aja...

Pukul 5 sore, saatnya pulang. Tapi di rumah nggak ada siapa-siapa. Ya udah, jalan aja ke Gramedia, liat-liat buku. Numpang baca. Sempat menimang-nimang beberapa buku tapi setelah diitung-itung, nggak jadi. Tapi kalo nggak beli gimana gitu, akhirnya pilih aja yang murah tapi asyik, majalah Basis hemmm... lagi males baca yang berat-berat. Ambil Majalah Horison ada tulisannya Arif Budiman yang nyeritain soal Horison. Cuma 15 Ribu. Ke kasir, antri. Wah, lama banget, ya udah, balik lagi ke rak buku, aku balikin. Ntar aja deh, dah kebanyakan beli buku bulan ini. "Fokus pindahan rumah aja dulu!" bisik dompetku.

Hemm... mau kemana lagi? Balik kantor bentar ah, ngotak-ngatik blog. Nulis ini untuk posting pertama rerasanku. Udah malem, 21.15 WIB, pulang ah, besok ngantor lagi! Ooaahh...ngantuk!